Cegah Kehamilan Dengan Ejakulasi Sperma Di Luar (Senggama Terputus) | Alvarma


-->
Efektifkah Ejakulasi Sperma Di luar Vagina Untuk Mencegah Kehamilan?

Ejakulasi diluar liang vagina masih memiliki potensi terjadinya kehamilan jika sperma sempat dikeluarkan didalam.

Ukuran sperma sangat kecil dimana ia berukuran mikropartikel, maka mengetahui bahwa sperma ada didalam liang vagina tidak mungkin dilakukan dengan mata telanjang.

Tidak hanya itu, dalam 1x ejakulasi setiap pria mampu mengeluarkan 400juta hingga 1.3 milyar sel sperma. Jumlah yang luar biasa banyak dan padat.





Cukup dibutuhkan 1 sel sperma yang sehat untuk menghasilkan sebuah kehamilan. Luar biasa.

Namun bagaimana ejakulasi sperma diluar atau yang disebut senggama terputus dapat menjadi salah satu pilihan metode kontrasepsi?

Senggama terputus adalah tindakan menarik keluar penis dari vagina menjelang ejakulasi pada pria saat sedang melakukan penetrasi seksual. Tindakan ini dimaksudkan agar sperma tidak dikeluarkan di liang vagina. Harapannya agar kehamilan tidak terjadi.

Namun apakah ini dapat disebut sebagai metode kontrasepsi?

Ternyata tidak. Tindakan ini memang sebuah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan mencegah tumpahnya sperma di dalam liang vagina. Namun tingkat keberhasilannya pun sangat rendah.


Dari data yang dikumpulkan terjadi kemungkinan kegagalan metode ini sebesar 27%. Angka yang cukup tinggi jika dibandingkan metode kontrasepsi lain yaitu kontrasepsi oral sebesar 6% dan IUD hanya dibawah 1%.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kegagalan yang tinggi ini yaitu

1.     Ketidakpahaman pria terhadap ejakulasi normal
Ternyata tidak sedikit pria yang tidak mengetahui kapan waktunya akan mendekati ejakulasi. Pada beberapa orang ternyata tidak mampu menahan ejakulasi sehingga sangat memungkinkan sperma akan tumpah saat sedang menarik penis keluar.

Analogi yang tepat mungkin sama seperti inkontinensia urin atau penyakit “ngompol” pada pria dimana ia tidak mampu menahan kencing dan cenderung “jebol”.

2.     Ejakulasi premature
Ini merupakan sebuah kondisi dimana pria terlalu cepat mengeluarkan sperma atau terlalu cepat mencapai klimaks.

Hal ini cukup merepotkan dan cukup sulit untuk dilakukannya senggama terputus.

Ejakulasi premature merupakan sebuah kondisi psikologis dimana pria terlalu mudah dan cepat mengeluarkan spermanya karena tindakan seksual terhadap pasangan intimnya.

Kondisi ini merupakan sebuah kondisi yang lebih banyak didominasi secara emosional bukan karena penyakit organik.

Apakah masih boleh dilakukan senggama terputus?

Metode seks atau penggunaan alat kontrasepsi sebaiknya merupakan kesepakatan berdua dan yang terutama tidak mengganggu kenyamanan aktifitas seksual.



Jika anda ingin menunda kehamilan namun tidak terlalu kaku maka senggama terputus masih dapat dijadikan pilihan untuk metode pencegahan kehamilan. Dalam metode ini pria lah yang memiliki peranan terbanyak. Hal ini dikarenakan senggama terputus bergantung kepada kontrol penuh pria pada saat ejakulasinya.

Namun jika dirasa pria kurang mampu melakukan senggama terputus maka akan lebih baik anda dan pasangan memilih metode kontrasepsi yang lain seperti metode kalender maupun penggunaan kondom.

Apakah metode senggama terputus dapat mencegah penularan penyakit seksual?

Tidak. Hubungan senggama terputus tidak ada kaitannya dalam pencegahan penyakit menular seksual. Hal ini karena ketika anda melakukan penetrasi seksual maka sudah terjadi pertukaran cairan dan memiliki potensi penularan bakteri penyebab penyakit kelamin.

Keluar atau tidaknya cairan sperma tidak mempengaruhi faktor penularan seksual. Hal ini dikarenakan didalam liang vagina sendiri sudah terjadi lesi atau perlukaan yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit.

Apa yang perlu dilakukan jika senggama terputus gagal dilakukan?

Ingat, hanya dibutuhkan 1 sel sperma untuk terjadinya sebuah kehamilan. Sehingga jangan bertaruh berhasil atau tidaknya metode senggama terputus ini.

Berikut beberapa hal yang perlu anda lakukan jika metode senggama terputus gagal

1.     Hitung masa ovulasi
Masa ovulasi atau masa subur wanita dapat dihitung dengan metode kalender. Dengan menghitung masa subur dari pola siklus menstruasi.

Jika aktifitas seks yang anda lakukan tidak berada dalam masa subur maka kemungkinan terjadinya kehamilan masih sangat kecil apalagi jika dilakukannya senggama terputus.

Jika sudah memahami pola ini didalam siklus menstruasi maka tidak perlu anda melakukan seperti semacam bilas vagina. Jika hal ini anda lakukan untuk memastikan tidak ada sel sperma yang masuk maka hal ini akan menjadi percuma. Mengapa? Bilas vagina tidak efektif dalam membersihkan sperma.

2.     Gunakan kontrasepsi darurat
Kontrasepsi darurat atau disebut postinor merupakan satu – satunya kontrasepsi yang digunakan setelah berhubungan seksual. Berbeda dengan metode lainnya yang digunakan sebelum berhubungan seksual.